# Alur Cerita Lengkap Resident Evil 2 Remake: Satu Malam Neraka di Raccoon City!
Ngetrenz – Bayangkan kamu baru kerja sehari sebagai polisi, tapi langsung harus bertahan hidup dari kota yang berubah jadi neraka—itulah yang dialami Leon S. Kennedy dan Claire Redfield dalam alur cerita legkap game Resident Evil 2 Remake.
Dalam satu malam penuh darah, air mata, dan keputusan sulit, mereka harus menghadapi zombie, monster eksperimen, hingga rahasia gelap korporasi Umbrella yang ternyata lebih mengerikan dari yang dibayangkan. Dari kantor polisi yang dipenuhi kematian hingga laboratorium bawah tanah penuh mutasi, inilah kisah bagaimana dua orang biasa jadi pahlawan di tengah kiamat biologis.
Baca Juga : 22 Pilihan Game Adventure PS1 Terbaik Yang Wajib Kamu Coba, Nostalgia Banget!
Awal Alur Cerita Lengkap Game Resident Evil 2 Remake
Tahun 1998, dua bulan setelah kekacauan di game pertama. Raccoon City—kota industri yang awalnya sibuk dan penuh aktivitas, berubah drastis… jadi neraka dunia. Semua gara-gara satu hal: T-virus. Racun biologis buatan perusahaan gelap bernama Umbrella. Tujuannya? Ya jelas bukan buat sembuhin pilek.
Tanggal 22 September, seorang ilmuwan Umbrella bernama William Birkin punya rencana kabur sambil bawa G-virus—penelitian berharganya. Tapi sialnya, tim keamanan Umbrella tahu dan mencegat dia. William ditembak, nyaris mati. Tapi… plot twist—dia nyuntik G-virus ke dirinya sendiri. Hasilnya? Dia bukan cuma hidup, tapi berubah jadi monster mutan dan membantai tim penyerangnya.
Yang bikin makin kacau, T-virus yang dia bawa malah bocor… dan dimakan TIKUS. Tikus-tikus inilah yang jadi kurir kematian, menyebarkan virus ke seluruh kota.
MALAM HUJAN, ZOMBIE, DAN SUPIR TRUK SIAL
Fast forward ke 28 September. Hujan turun deras, kota makin sepi… dan horor mulai kelihatan nyata. Di jalanan, seorang supir truk panik abis nabrak ‘mayat’. Tapi… itu mayat hidup lagi. Welcome to zombie apocalypse.
Di waktu yang hampir bersamaan, seorang polisi baru bernama Leon S. Kennedy mampir ke pom bensin. Hari pertama kerja, bro. Tapi pom bensinnya sepi. Mobil banyak, tapi orangnya… nihil. Sampai akhirnya, dia denger kaca pecah dari mini market.
Insting polisi jalan, Leon masuk. Lantai penuh darah, orang sekarat, dan suara ribut dari belakang. Seorang sheriff diserang zombie dan… lehernya digigit sampai putus. Leon refleks tembak ke kepala, tapi zombie-zombie itu kayak… nggak mati-mati. Mayat-mayat yang tadi diam, tiba-tiba bangkit dan ngejar dia.
CLAIRE, PERTEMUAN YANG TAK TERDUGA
Sementara itu, di luar pom bensin, ada Claire Redfield—mahasiswi yang lagi cari kakaknya, Chris Redfield, anggota S.T.A.R.S. Dia denger suara ribut dari dalam minimarket… dan tiba-tiba zombie muncul dari belakang. Kejepit.
Leon yang lagi kabur dari dalam, ketemu Claire. Nggak pake basa-basi, Leon nyuruh Claire tiarap dan langsung tembak zombie yang mau gigit dia. Dari situ, dua orang asing ini langsung lari bareng ke mobil sheriff terdekat dan… kabur.
Di mobil, mereka akhirnya sempet kenalan. Leon ngaku dia polisi rookie yang baru ditugaskan, dan Claire bilang dia mau ke kantor polisi juga. Tapi belum sempat nyampe, ada blokade di jalan. Mereka berdua siap turun, eh… tiba-tiba datang supir truk tadi!
Truknya oleng, kayak orang kerasukan. Karena emang… dia digigit zombie. Truk tangki itu nabrak mobil mereka. BOOM! Ledakan dahsyat. Leon dan Claire terpental. Tapi untungnya masih hidup—walau sekarang mereka harus pisah jalan.
Mereka sempet saling teriak: ‘Kita ketemu di kantor polisi! Jangan mati duluan!’ Dan dari sinilah perjuangan masing-masing dimulai.
Baca Juga : 40+Rekomendasi Game PS1 Terbaik Sepanjang Masa yang Wajib Kamu Mainkan Kembali!
RPD YANG NYARIS KOSONG
Leon sampai duluan di Raccoon City Police Department. Lobi sepi. Claire Redfield belum kelihatan. Tapi Leon yakin… masih ada yang selamat. Dia buka ruang monitor dan lihat seorang polisi yang lagi bertahan di lorong sambil pegang sesuatu—katanya itu jalan keluar.
Leon langsung bergegas ke sana. Lorong gelap, air menggenang, suara aneh di mana-mana. Saat dia tarik pintu darurat, dia coba bantu polisi itu keluar. Tapi zombie dari belakang narik orang itu dan… belah tubuhnya jadi dua. Gila! Tapi sebelum mati, si polisi sempet kasih sesuatu ke Leon.
Leon nyaris jadi camilan zombie di lorong basah itu. Tapi untungnya, dia berhasil kabur balik ke lobi. Di situlah dia ketemu sosok penting: Letnan Marvin Branagh. Seorang polisi senior yang… sayangnya, udah terluka parah.
Marvin masih semangat bantu meski kondisi tubuhnya udah lemah. Dia kasih Leon seragam polisi resminya, semacam ucapan ‘selamat datang di neraka, rookie.’ Tapi juga peringatan serius: kota ini nggak kenal ampun—sedikit lengah, lo bisa jadi zombie berikutnya.
Marvin cerita kalau petugas bernama Elliot sempat nemu buku catatan misterius yang bisa jadi petunjuk keluar dari kantor polisi. Tapi tragisnya… Elliot udah tewas. Leon sempat nawarin bantu Marvin ke rumah sakit, tapi Letnan Marvin—dengan suara berat—bilang: ‘Jangan. Gue cuma bakal jadi beban.’
Sebelum Leon lanjut, Marvin ngasih satu benda penting: pisau tempur, dan pesan yang nggak kalah penting: ‘Jangan pernah ragu untuk lari… atau menembak. Termasuk kalau yang kamu lihat pakai seragam.’ Ugh, dalam banget tuh.
PATUNG DAN RAHASIA TERSEMBUNYI
Petunjuk dari catatan Elliot mengarah ke patung besar di tengah lobi. Ternyata patung itu bukan hiasan biasa—di bawahnya tersembunyi jalur keluar rahasia.
Sambil nyelidikin kantor polisi yang udah kayak rumah hantu, Leon dengar kabar bahwa ada helikopter penyelamat dalam perjalanan. Harapan mulai muncul… walaupun tipis.
Leon juga nemuin kenyataan pahit: polisi Raccoon City sebenernya udah coba ubah kantor ini jadi tempat perlindungan. Tapi serangan dari luar—dan dari dalam, termasuk pengungsi yang ternyata udah terinfeksi—bikin semuanya jadi bencana. Komunikasi mati total. Kantor ini berubah dari markas jadi jebakan maut.
Marvin kemudian kasih tahu kalau Claire udah sampai di gerbang halaman tengah. Dia nunjukin jalannya ke Leon, dan kita pun siap masuk ke momen yang lebih… meledak.
Leon nyaris sampai ke halaman tengah… dan di saat itu juga—BOOM! Helikopter penyelamat yang ditunggu-tunggu justru nyungsep dan nabrak sisi gedung. Pilotnya? Langsung tewas di tempat.
Dari seberang pagar, suara yang familiar manggil: ‘Leon!’ Ternyata Claire! Keduanya langsung lega dan senang masih hidup. Tapi ya namanya juga Resident Evil… happy moment nggak pernah tahan lama.
Bangkai helikopter tiba-tiba meledak, bikin alarm kebakaran bunyi nyaring. Dan… itu kaya bel makan siang buat para zombie. Mereka mulai berdatangan, aroma barbekyuan manusia.
Claire Redfield sadar situasi makin gawat. Leon juga tahu pintu terkunci dan mereka nggak bisa bareng sekarang. Akhirnya mereka pisah lagi. Tapi satu hal mereka sepakati: ‘Apapun yang terjadi… tetap hidup.’
Baca Juga : Nostalgia Parah! Ini Dia Rekomendasi Game Balap Terbaik di PS1 yang Wajib Kamu Coba
JALAN RAHASIA DAN PERPISAHAN DENGAN MARVIN
Setelah kembali ke dalam, Leon lanjut nyari solusi dari teka-teki patung. Dan bener aja—akhirnya, dia berhasil buka jalan rahasia ke lorong bawah tanah.
Sebelum turun lebih jauh, dia balik ke Marvin. Leon masih pengen bantu, masih pengen selamatin orang terakhir yang pernah nolong dia. Tapi Marvin udah pasrah.
Dengan wajah penuh luka tapi mata yang tetap tegas, Marvin bilang: ‘Kau harus terus maju, Leon. Jangan sia-siakan kesempatan.’ Dan dengan satu gerakan terakhir… dia tutup pintu di belakang Leon. Kayak bilang selamat tinggal… tanpa kata-kata.
Saat itu, Leon sadar… ini bukan soal menyelamatkan kota. Tapi tentang bertahan, dan mencari kebenaran—di balik virus, perusahaan Umbrella, dan semua kengerian yang baru aja dimulai.
Setelah susah payah cari jalan, Claire akhirnya berhasil dapetin kunci menuju halaman tengah. Di ruangan kecil penuh peralatan, dia siap-siap: reload peluru, cek pisau, ambil napas… dan masuk ke kantor polisi lewat jalur berbeda.
Tapi pas masuk, dia langsung dapet pemandangan yang bikin hati berat. Lobi kini penuh zombie. Termasuk Marvin… yang udah berubah.
Claire Redfield nggak punya pilihan lain. Dia tahu, Marvin dulunya polisi yang baik… tapi sekarang? Dia cuma mayat hidup yang tersiksa. Dengan sedih, Claire pun mengakhiri penderitaannya. Satu peluru… satu keputusan berat.
Belum selesai rasa sedihnya, layar monitor pengawas tiba-tiba nyala, dan… muncullah sosok misterius. Badan besar, jaket jas panjang, topi fedora. Dia ngelihat ke arah kamera… dan BAM! kamera dihancurkan dengan satu pukulan.
Claire nemuin catatan Elliot, sama kayak yang Leon baca sebelumnya. Tapi kali ini, ada pesan dari Leon juga—ngasih tahu kalau Chris Redfield nggak ada di kota ini. Bahkan ada surat dari Chris langsung… yang bilang dia lagi di Eropa dan nggak akan balik dalam 6 bulan.
Tapi buat Claire, surat itu… aneh. Nggak seperti biasanya. Terlalu formal, terlalu dingin. Ada yang disembunyikan. Dan itu cukup buat Claire mutusin satu hal: ikut jejak Leon, cari jalan keluar, dan bongkar semuanya.
LORONG GELAP DAN SOSOK MISTERIUS
Di sisi lain, Leon S. Kennedy masih terus turun ke lorong rahasia. Dari lobi, dia nyampe ke ruang bawah tanah yang mewah—tapi juga sunyi dan creepy banget. Lewat lift tua, dia sampai ke jalur utilitas. Gelap. Bau lembap. Dan… ada sesuatu besar yang gerak di atas.
Clang! Tiba-tiba, tangga jatuh dari atas. Kayak seseorang yang tahu dia ada di sana—kasih jalan keluar buat Leon.
Pas nyampe di parkiran, Leon S. Kennedy diserang anjing-anjing zombie yang gerak cepat dan brutal. Tapi pas udah di ujung tanduk… BRAK! Peluru ditembakkan. Datanglah seorang wanita misterius.
Namanya? Ada Wong. Ngaku dari FBI. Gayanya kalem tapi tajam. Dia nggak jelasin banyak. Malah bilang Leon terlalu ‘hijau’ buat ngerti situasi. ‘Kalau kamu pengen hidup, pergi aja dari sini,’ katanya.
Tapi… lo tau sendiri kan Leon. Makin dibilang jangan ikut campur, makin nekat. Rasa penasarannya terlalu besar. Dia pun mutusin buat ngikutin jejak Ada Wong diam-diam.
Kembali ke Claire, dia juga berhasil tembus ke jalur bawah tanahnya sendiri. Lagi-lagi sunyi, tapi nggak lama dia denger suara langkah kaki. Pelan. Ringan. Kayak anak kecil.
Pas dilihat, ternyata bener—seorang gadis kecil bersembunyi di pojokan. Claire langsung nawarin bantuan, tapi gadis itu malah bilang: ‘Bukan aku yang butuh bantuan. Kamu yang butuh.’
Claire Redfield sempat bingung, dan pas nengok ke belakang… muncullah monster gede, bentuknya udah bermutasi parah, dan megang pipa logam sebesar tubuh manusia. Makhluk itu ngamuk dan hancurin lantai tempat mereka berdiri.
Pertarungan brutal pun dimulai. Claire ngeluarin semua amunisi dan keberanian. Setelah struggle yang melelahkan, dia berhasil ngebuang si monster ke jurang bawah tanah. Tapi… pasti belum mati. Ini Resident Evil, bro.
SHERRY, KEPALA POLISI, DAN MISTERI BARU
Setelah chaos itu, Claire akhirnya bisa ngobrol langsung dengan si gadis kecil. Namanya Sherry Birkin. Anak ini lembut, cerdas, tapi jelas kelihatan… dia udah terbiasa hidup dalam ketakutan.
Sherry bilang dia nyari ibunya. Katanya kedua orangtuanya kerja di Umbrella. Tapi… ayahnya udah nggak ada. Hm, kita simpen dulu info itu ya…
Keduanya sampai di gerbang parkiran yang terkunci. Tapi tiba-tiba, datang sosok yang nggak kalah mengganggu dari zombie: Kepala Polisi Brian Irons.
Dengan wajah sinis, dia langsung kenalin Sherry Birkin, nunjukin pistol ke Claire, lalu nendang Claire ke lantai dan nyekap Sherry. Anak itu cuma bisa pasrah, dan minta satu hal: ‘Tolong… bawa aku ke mama.’
Irons tanpa ampun ngehantam kepala Claire dengan gagang pistol dan langsung nyeret Sherry pergi, ninggalin Claire terkunci dan sendirian lagi.
Pas Claire sadar dan bangun, dia nemuin liontin milik Sherry yang jatuh. Di situ, Claire nggak cuma sadar ada konspirasi besar. Tapi juga bikin satu janji dalam hati: ‘Aku bakal nyelamatinmu, Sherry. Apa pun yang terjadi.’
Langkah pertamanya? Cari kartu akses untuk buka gerbang parkiran itu. Claire Redfield siap ngelawan apa pun… demi gadis kecil yang sekarang jadi harapannya.
Setelah pisah dengan wanita misterius tadi, Leon malah nemuin orang lain—seorang pria bernama Ben—yang dikurung di sel penjara.
Ben langsung lega lihat Leon. Tapi ekspresinya berubah waspada. ‘Jangan-jangan lo dikirim sama Irons?’ katanya. Ternyata Ben udah nyaris bongkar fakta besar: Kepala Polisi Irons itu korup dan nyembunyiin sesuatu.
Tiba-tiba… ada suara besar datang mendekat. Ben panik, Leon juga. Tapi… telat. Ben tewas secara brutal. Dan Leon lagi-lagi sendirian di lorong yang dingin dan basah itu.
Nggak lama, wanita misterius itu muncul lagi—dan akhirnya ngaku: ‘Namaku Ada Wong.’ Ia ngaku dari FBI, dan mulai ngebuka satu fakta gelap: Umbrella adalah dalang semuanya.
Perusahaan farmasi itu ternyata mengembangkan senjata biologis rahasia. Virus yang bisa ubah manusia jadi zombie. Dan menurut Ada, biang keroknya: Annette Birkin.
Leon S. Kennedy sempat nggak percaya. Gimana bisa kota sebesar Raccoon City gak sadar ada lab bawah tanah segede itu? Tapi jawaban Ada tajam:
‘Umbrella udah kendaliin kota ini sejak lama, Leon.’
Dan dari situ, semuanya berubah.
PERTARUNGAN LAWAN BUAYA MUTAN
Leon dan Ada masuk lebih dalam ke saluran pembuangan. Gelap. Bising. Lembap. Dan… tercium bau bangkai.
Tiba-tiba… CLOOSH!! Seekor buaya raksasa, bermutasi, meluncur dari kegelapan! Gigi tajam segede tangan manusia, kulit keras, dan mata penuh amarah.
Leon lari sekencang mungkin, sampai akhirnya nemu satu celah: pipa gas. Dia pancing monster itu ke sana, dan… BOOM! ledakan besar ngebakar makhluk itu sampai jadi serpihan gosong.
Leon ngelirik Ada, ‘Kau lupa bilang virus ini bisa nyebar ke binatang juga.’
Ada cuma jawab, ‘Umbrella nggak jual monster, Leon… mereka jual virusnya.’
Dan Leon? Cuma bisa geleng-geleng. Karena semuanya makin nggak masuk akal.
Di sisi lain, Claire terbangun dari pingsan. Pandangan masih buram. Tapi satu hal langsung bikin panik: Sherry Birkin… menghilang.
Di depannya berdiri wanita misterius berjubah lab—Annette Birkin. Dia memeriksa Claire sebentar, lalu dengan dingin berkata, ‘Tenang. Kamu gak terinfeksi.’
Claire langsung tanya, ‘Di mana Sherry?’ Tapi Annette cuek. Dia lebih peduli pada satu hal: melacak William. Makhluk besar yang sebelumnya menyerang mereka.
Claire kesal, ‘Dia anakmu!’ Tapi Annette tetap dingin. ‘Itu bukan urusanku.’ Dan dia pergi begitu saja.
G-VIRUS — EVOLUSI ATAU KUTUKAN?
Dari berbagai catatan yang ia temukan, Claire mulai paham:
G-Virus adalah eksperimen tingkat dewa. Virus yang bisa ngasih regenerasi ekstrem, evolusi cepat, bahkan… bereproduksi.
Tapi hanya pada inang yang cocok secara genetik. Kalau gak cocok? Maka hasilnya adalah monster mengerikan, penuh deformasi, dan haus darah.
Claire melintasi selokan kotor, dan akhirnya nemu kereta kabel tua menuju satu tempat yang terasa… terlalu sepi. Tapi dari speaker, dia denger suara Sherry: ngobrol dengan ibunya lewat interkom.
Annette masih dingin. Sherry Birkin memohon… tapi dia malah ngomong kayak ilmuwan, bukan seorang ibu. Saat Sherry roboh karena kesakitan, Claire langsung lari.
Dan seperti déjà vu, William muncul lagi. Tapi sekarang makin bermutasi parah—tangan makin besar, otot makin meledak, dan suara raungannya makin dalam.
Claire bertarung habis-habisan. Lari, tembak, lempar granat. Sampai akhirnya dia menjebak William ke jalur crane dan menjatuhkannya lagi ke jurang. Tapi kali ini, ada yang berubah.
Annette yang melihat langsung… terdiam. Dia lihat Claire, manusia biasa, rela mati-matian demi nyelamatin anak yang bahkan bukan miliknya. Ia pun akhirnya jujur:
‘Sherry sudah diimplan oleh William. Ayahnya sendiri. Virus itu akan menghabisinya dari dalam.’
Claire tentu nggak terima. ‘Masih ada waktu.’ Dan untuk pertama kalinya, Annette menyerah. Ia bilang ada satu harapan terakhir: laboratorium NEST.
Claire menggendongSherry Birkin yang tak sadarkan diri. Dan saat menatap mereka, Annette akhirnya jujur—ia memang mencintai anaknya… tapi terlalu lama jadi budak pekerjaan.
TRAM MENUJU NEST DAN MIMPI SEORANG ANAK
Di dalam trem yang melaju menuju NEST, Claire membungkus tubuh kecil Sherry dengan jaket favoritnya—pemberian dari Chris. Katanya, itu selalu bawa keberuntungan.
Sherry, dengan mata sayu, membuka liontin kecilnya. ‘Aku cuma pengin Mama sering pulang…’ katanya lirih. Liontin itu, hadiah ulang tahun yang selalu dia simpan, dia berikan ke Claire.
Claire mencoba tersenyum, meski hatinya teriris. ‘Ibumu sayang sama kamu, Sher. Cuma… kadang cara mereka nunjukin cinta nggak selalu keliatan.’
Ketika kereta berhenti, pintu terbuka. Di hadapan mereka berdiri NEST—laboratorium rahasia Umbrella. Gelap, dingin, sunyi… dan penuh jawaban.
Di lorong lain, Leon dan Ada menemukan Annette. Ia sedang memeriksa mayat, tenang seolah tak ada yang aneh. Ada langsung minta G-virus, tapi Annette hanya tertawa. ‘Kalian pikir bisa ambil begitu aja?’
Dalam sekejap, tembakan meletus. Leon menubruk Ada untuk melindunginya—tapi… DOR! peluru menghantam tubuh Leon. Ia jatuh, tak sadarkan diri.
Annette kabur ke lorong, meninggalkan Ada yang kini terluka… dan sendiri. Tapi ia tidak menyerah. Dengan terpincang-pincang, Ada mulai menyusup ke kedalaman NEST sendirian.
ADA WONG DAN PERANGKAP MEMATIKAN
Berbekal hacking tool canggih, Ada membuka pintu-pintu otomatis, mencuri akses ID staf, dan menyelinap di bawah radar Mr. X—yang ternyata masih mengejar.
Tapi kejutan tak berhenti. Annette menjebaknya dalam ruang insinerator. Pintu terkunci. Alarm menyala. Api menyala perlahan. Ada nyaris terbakar hidup-hidup—tapi berhasil meloloskan diri.
Namun jebakan berikutnya terlalu berbahaya. Lantai runtuh. Ada jatuh ke tumpukan rongsokan dan… kakinya cedera parah. Tak bisa bergerak.
Dalam gelap, ia bergumam lemah:
‘Leon… aku butuh kamu sekarang…’
Leon tersadar. Tubuhnya masih sakit. Tapi Ada… menghilang.
Ia menelusuri lorong demi lorong NEST. Di satu ruangan, ia menemukan video rekaman—seorang tentara tewas di tangan makhluk G. Di sisi lain, tumpahan virus… dimakan oleh tikus. Dan dari sanalah… semua penyebaran dimulai.
Akhirnya, ia menemukan Ada—luka, terjebak, dan lemah. Tanpa pikir panjang, Leon menolongnya. Sama seperti janji mereka: tidak akan saling meninggalkan.
‘Kali ini aku yang nyelametin kamu,’ kata Leon S. Kennedy sambil tersenyum.
Ada tertawa pelan. ‘Kayaknya kita imbang sekarang.’
Mereka pun berjalan bersama. Menuju tempat di mana segalanya akan berakhir.
HUNK, SANG MALAIKAT MAUT
Di tempat lain, HUNK—si Grim Reaper—mulai aksinya.
Pasukan elit Umbrella ini bergerak sendirian dari selokan menuju Kantor Polisi.
Kota sudah rusak total. Tyrant 103 dilepas. Bukti harus dihapus. Tapi HUNK tetap tenang. Dingin. Mematikan. Tanpa emosi.
Satu per satu makhluk buas dia hadapi. Dan ketika dia sampai di titik ekstraksi, pilotnya hanya bisa bilang satu kata: ‘Gila.’
Lagi-lagi, HUNK keluar hidup-hidup. Dengan sampel di tangannya.
Claire menemukan lab khusus. Ia meletakkan Sherry Birkin di meja medis dan mulai mencari ‘Devil’—satu-satunya antivirus untuk G-virus.
Dengan ID Sherry dan liontin ulang tahunnya, Claire membuka brankas tersembunyi. Di dalamnya, vial kecil berisi cairan biru bening. Harapan terakhir.
Tapi jalannya tidak mudah. Lab dipenuhi staf Umbrella yang kini jadi zombie. Claire menembus kerumunan, berjuang demi satu tujuan: menyelamatkan Sherry.
Ketika dia kembali, Sherry Birkin mulai melemah. Claire menatapnya penuh haru.
‘Tunggu sebentar lagi, Sher… kita akan keluar dari sini.’
Di dalam trem, Leon dan Ada saling bertanya—saling menguji kepercayaan.
‘Kamu percaya aku?’ tanya Ada.
Leon balik nanya, ‘Kamu percaya aku?’
Ada tak menjawab. Ia hanya menatap. Lalu… menciumnya. Lama. Dalam. Diam.
Satu kartu ID ia serahkan ke Leon. ‘Ambil virus itu. Dan hentikan semuanya.’
Lalu ia pergi. Menghilang dalam bayangan, seperti biasanya.
Leon melangkah ke ruang lab penuh tanaman… yang hidup. Makhluk Ivy, hasil eksperimen T-virus, menyerang dengan akar yang membakar daging.
Dengan otak cerdasnya, Leon membuat herbisida kuat buat menghanguskan Ivy. Tapi belum sempat menarik napas lega, Mr. X muncul—lagi. Diam. Dingin. Terus mengejar.
Akhirnya Leon mencapai ruang penyimpanan G-virus. Aneh, pintunya tidak terkunci. Tapi saat ia mengambil vial itu… ALARM! PROSEDUR PENGHANCURAN DIRI DIAKTIFKAN.
Dari langit-langit, sesosok monster jatuh. Ganas. Menjijikkan. Annette muncul dan berteriak:
‘Itu… suamiku.’
KEBENARAN YANG TAK BISA DITERIMA
Leon, dengan shock, menuntut penjelasan. Annette akhirnya buka suara. William menyuntikkan dirinya sendiri dengan G-virus saat diburu. Annette memohon agar Leon menghancurkan vial itu. Tapi Leon S. Kennedy masih percaya FBI bisa menjadikannya bukti. Annette tertawa getir. ‘Ada bukan FBI. Dia tentara bayaran.’ Leon terpukul. Dunia yang ia percayai… ternyata ilusi. Annette pingsan. Dan waktu makin habis.
Di sisi lain lab, Claire sekali lagi berhadapan dengan William. Kali ini… lebih buas, lebih cepat, dan makin tak manusiawi. Annette datang membantu. Dalam sekaratnya, ia mengaku pernah bisa membunuh suaminya… tapi gagal. ‘Aku cinta dia… dan aku juga takut.’ Claire bertanya, ‘Kenapa tinggalin Sherry?’
Annette menunduk. ‘Aku cuma pengin dunia ini bebas dari G-virus. Meski harus kehilangan segalanya.’
Claire memberikan Devil pada Annette untuk menyelamatkan Sherry. Dirinya? Siap melawan monster.Setelah pertarungan brutal, Claire menang. Sherry Birkin sembuh. Tapi Annette tak bisa diselamatkan. Ia memberikan kunci kereta terakhir, dan berpesan: ‘Tolong… lindungi dia.’
Sherry Birkin mencium ibunya, dan memeluk Claire erat. ‘Kayaknya jaket ini beneran bawa keberuntungan.’
Claire tersenyum… penuh duka.
Akhir Alur Cerita Lengkap Resident Evil 2 Remake
Leon S. Kennedy berlari menuju kereta, hingga ia melihat Ada. Mereka saling tersenyum—sejenak lupa dunia di ambang kehancuran. Namun Leon berkata: ‘Annette bilang kamu bukan FBI.’ Ada diam. Lalu… menarik pistolnya.
Leon mengangkat pistol juga. Tegang.‘Kamu gak akan tembak aku.’ Mereka saling tatap. Dan benar, Ada… tidak tega. Tapi—lantai runtuh!. Leon menangkap tangan Ada. Tapi vial G-virus ikut terlepas.
Ada menatapnya lembut. ‘Selamat tinggal, Leon.’ Dan… melepaskan genggaman. Mengorbankan dirinya demi Leon.
Leon terus lari, melihat Claire lewat kamera pengawas. Mereka saling memberi tahu untuk keluar cepat. Tapi… musuh belum selesai. William Birkin kini telah menjadi gumpalan raksasa, penuh mata, daging, dan amarah. Claire menghadangnya sendirian.
Leon S. Kennedy juga tak kalah sibuk. Mr. X muncul dalam bentuk final. Badannya meledak api, matanya merah.
Di lift sempit, mereka bertarung. Tinju lawan peluru. Ketika segalanya hampir berakhir, sebuah roket dilempar dari bayangan. Leon menoleh. Ada Wong. Masih hidup.
Ia menghilang secepat munculnya. Leon pun menghancurkan Mr. X. Leon melompat ke kereta terakhir. Claire Redfield menyambutnya. ‘Leon, ini Sherry.’ Mereka bertiga… akhirnya bersama.
Tapi William masih belum mati. Ia menyerang dari dalam kereta. Bentuknya… tak lagi bisa disebut manusia. Claire mengulur waktu, Leon menyerang dengan brutal. Hingga akhirnya… gerbong diputus. Ledakan besar menghantam. Dan monster terakhir itu pun musnah.
Mereka keluar dari terowongan. Matahari terbit. Sherry Birkin menatap mereka dan berkata polos: ‘Kalian pacaran ya?’ Leon tertawa. ‘Kita baru kenalan semalam.’ Sebuah truk lewat. Claire Redfield waspada. Tapi hanya sopir biasa. Untuk sekarang… aman.
Sherry lalu iseng: ‘Gimana kalau kalian adopsi aku aja?’ Claire dan Leon hanya tertawa. Dan melangkah.
Menuju dunia baru. Yang mungkin… belum selesai.