Alur Cerita Lengkap Resident Evil 3 (2020): Perjuangan Jill Melawan Teror Nemesis

Alur Cerita Lengkap Resident Evil 3 (2020): Perjuangan Jill Melawan Teror Nemesis

# Simak alur cerita lengkap Resident Evil 3 dalam versi remake yang menegangkan! Dari kejaran Nemesis hingga pengkhianatan Nicholai.

Ngetrenz – Game Resident Evil 3 membawa para pemain untuk menyusuri kehancuran Racoon City yang dipenuhi oleh zombie dan bio weapon. Nantinya, para pemain akan memainkan sosok Jill Valentine, anggota STARS yang selamat dari insiden di mansion Spenser, dan di game RE3 akan memperlihatkan bagaimana ia harus bertahan hidup dari mutan bernama Nemesis. Inilah alur cerita lengkap Resident Evil 3 versi Ngetrenz.

Awal Alur Cerita Lengkap Resident Evil 3

Kita mulai ceritanya dari kamar apartemen yang kelihatan berantakan. Jill Valentine—anggota STARS yang selamat dari tragedi Spencer Mansion—baru aja kebangun dari mimpi buruk. Di mimpi itu, dia lihat dirinya sendiri terinfeksi virus dan… harus ngelakuin sesuatu yang ekstrem sebelum kehilangan kendali.

Dia trauma, bro. Dua bulan sejak insiden Arklay, dan hidupnya nggak pernah sama lagi. Tapi bukan cuma trauma… Jill juga curiga ada yang nggak beres. Umbrella—perusahaan tempat virus ini berasal—masih punya kendali penuh atas kota, dari wali kota sampai kepala polisi.

Dan parahnya, sekarang Jill lagi diskors. Tapi dia tetap nyelidikin Umbrella di balik layar.

SERANGAN PERTAMA NEMESIS

Tiba-tiba, Jill dapet telepon dari Brad Vickers, temannya dari STARS.
“Jill, KABUR SEKARANG JUGA!”

Belum sempat Jill beres-beres, BRAAAK!—tembok apartemennya hancur. Sosok raksasa berselubung hitam muncul. Dia besar, cepat, dan brutal. Dan percayalah… senjata kecil sama sekali nggak ada gunanya.

Makhluk itu: Nemesis—senjata biologis baru buatan Umbrella, dikirim khusus buat satu tugas: ngincer dan bunuh semua anggota STARS.

Jill kabur, ngelewatin lorong-lorong sempit, ditarik tentakel, hampir mati—tapi berhasil lolos karena reruntuhan gedung nahan si monster.

Di luar, situasinya makin gila. Zombie udah nyebar ke mana-mana. Brad muncul lagi dan bilang,
“Kita tinggal berdua, Jill. Cuma anggota STARS yang diincer monster itu.”

Jill makin sadar—ini bukan sekadar wabah. Ini misi pembersihan. Mungkin semua ini efek dari insiden mansion, tapi sekarang udah nggak bisa dibendung lagi.

Mereka lari ke bar buat berlindung… tapi barikade jebol. Brad digigit. Dan di dunia Resident Evil, lo tahu artinya apa kalau digigit… Brad tahu waktunya nggak lama. Dengan sisa tenaganya, dia minta Jill kabur.

Jill terus bertahan, peluru tinggal sedikit. Tiba-tiba, suara helikopter terdengar dari atas. Harapan muncul. Seorang kakek di parkiran atas bilang dia juga mau selamat, tapi… eh, malah ngunci diri di kontainer.
Katanya: “Ini tempat paling aman!”
Yha… selamat ya, kek.

Jill naik ke atap, siap diselamatkan…
BOOM! Helikopter itu meledak!
Dan siapa yang muncul dari kobaran api? Ya bener, si Nemesis lagi. Jill buru-buru masuk mobil dan DOR! nabrak si monster, sampe mereka jatuh bareng dari atap gedung lima lantai. Tapi… dia masih hidup.

Tudung kepala Nemesis kebakar, wajah aslinya kelihatan. Dan… ya, itu Tyrant versi upgrade. Menakutkan banget. Tapi sebelum Jill dilumat, WHUSH!—roket ditembak ke arah monster. Yang pertama berhasil ditangkis, tapi yang kedua…
Boom. Dia ambruk.

Jill diselamatkan seorang pria misterius, dan dibawa ke stasiun subway. Tempat ini jadi shelter sementara buat para penyintas.

Pria itu ngenalin dirinya dari UBCS—Umbrella Biohazard Countermeasure Service.
Jill langsung naik darah:
“Lo kerja buat Umbrella?!”

Tapi pria itu bilang, dia cuma tentara. Nggak tahu-menahu soal eksperimen. Misinya cuma satu: nyelamatin orang.
Dan sekarang, Jill harus pilih: percaya atau jalan sendiri.

Akhirnya Jill ikut… dan ketemu dua orang penting: Kapten Mikhail dan… Carlos Oliveira.

SUBWAY DAN JULUKAN ‘SUPERCOP

Begitu masuk ke markas bawah tanah, Jill ngenalin diri ke tim UBCS. Di sana ada Kapten Mikhail, pemimpin tim yang udah terluka parah, tapi masih tegas.
Mikhail langsung buka suara:
“Misi kita jelas—nyelamatin sebanyak mungkin warga sipil.”

Sayangnya, dari 100 ribu penduduk Raccoon City… ya, kita semua tahu mayoritas udah berubah jadi zombie.

Mikhail minta bantuan Jill buat nyalain kereta subway. Dan meski dia kesel banget sama Umbrella, Jill setuju—bukan buat Umbrella, tapi buat orang-orang yang masih hidup.

Carlos dan Mikhail makasih banget. Carlos bahkan manggil Jill: “Supercop!”
Dan dari situ, Jill siap turun ke lapangan. Misi dimulai.

Sambil cari perlengkapan, Jill nemuin dokumen tua dari kantor polisi. Ada laporan tentang kanibalisme yang terus meningkat. Semua ini ternyata bisa dilacak ke… Spencer Memorial Hospital—yang katanya bagi-bagi program kesehatan gratis. Tapi kayaknya, “gratis” di sini ada harga mahalnya.

Carlos ngabarin lewat radio:
“Sebelum kereta bisa jalan, kamu harus nyalain listrik di substation.”

Jill keluar—dan jalanan bener-bener udah kayak neraka. Api di mana-mana, warga panik, zombie datang dari segala arah.
Dia potong jalan lewat toko mainan, terus masuk ke kedai donat buat ambil shotgun, dan nemu selang pemadam buat buka jalur ke tujuan.

Gila, ini lebih kayak survival daripada misi penyelamatan.

Setelah matiin api, Jill masuk ke bengkel dan ketemu anggota UBCS yang terluka.
“Tenang, gue nggak terinfeksi…” katanya.

Tapi DOR!—tiba-tiba muncul Nicholai, dan langsung tembak kepala si tentara. Jill syok.
“Gila lo! Dia belum tentu berubah!”

Nicholai cuma nyengir sinis:
“Makanya semua anggota STARS mati. Lemah kayak gitu.”

Ternyata, banyak tentara UBCS dulunya adalah napi seumur hidup yang dijadiin “pasukan darurat.” Dan bahkan mereka aja takut sama Nicholai—si gila yang nggak kenal ampun.

Di tempat lain, Jill nemuin mayat tentara elit lain. Dia veteran perang, punya pengalaman segudang. Tapi? Tetap tewas… dalam dua hari.

Akhirnya Jill sampai di substation, tapi tempatnya… diselimuti kepompong-kepompong busuk.
Dia buka pintu, dan BRRRRT—langsung disergap makhluk mirip kutu raksasa: Drain Deimos.
Satu dari mereka langsung nyuntik parasit ke tenggorokannya.

Tapi Jill nggak tinggal diam. Dia cepet minum herbal hijau legendaris, dan sukses muntahin parasit itu keluar.
Yes, it’s nasty… but also iconic.

Dengan kondisi setengah jijik, Jill mulai aktifin saklar-saklar listrik satu per satu, sambil ngindarin makhluk-makhluk itu. Begitu kelar, dia nyalain aliran tegangan tinggi—dan ZAPPP!
Koloni Drain Deimos gosong semua.

Baru mau tarik napas, Jill dapet pesan dari Carlos:
“Bagus! Sekarang kamu harus ke ruang kontrol lalu lintas subway!”

Tapi…
BRAAAK!
Tembok jebol.
Suara berat yang kita semua kenal:
“STARS…”

Yup, Nemesis balik lagi. Dan kali ini dia makin gila.

Jill kabur sambil nembak dan ngatur strategi, masuk ke ruang kontrol, dan buru-buru atur rute subway buat evakuasi.

Tapi Nemesis nggak menyerah. Dia lebih cepat, lebih brutal, dan sekarang…
Dia bisa nyebarin parasit ke zombie lain!

Di perjalanan balik ke markas, Jill nemuin zombie aneh—dengan tentakel tumbuh dari kepalanya.
Dan ya… itu hasil eksperimen Nemesis. Dia literally ngubah zombie biasa jadi versi “modifikasi.”

Setelah berhasil bertahan dan menghindari makhluk-makhluk baru ini, Jill akhirnya balik ke subway. Carlos nunggu di sana.

Tapi Nicholai langsung nyolot:
“Kita nggak bakal bisa selamat kalau masih di dalam kota. Ini misi bunuh diri!”

Dan di balik semua omongannya, ada satu fakta yang makin jelas:
Nicholai punya agenda lain.

TERPAKSA TURUN KE GORONG-GORONG

Setelah bantu evakuasi warga, Jill sadar satu hal: Nemesis gak akan berhenti ngejar dia.
Supaya penyintas lain selamat, dia nyuruh Carlos buat kabur duluan. Jill lalu umpan Nemesis, lari sekencang-kencangnya, dan berhasil masuk ke ventilasi—turun ke gorong-gorong kota.

Tapi tempat ini jauh dari kata aman.
Gelap, bau, dan… penuh monster.

Tiba-tiba muncul Hunter Gamma, versi putih pucat dari Hunter klasik. Bentuknya kayak gabungan kadal dan ikan lele, tapi jauh lebih sadis.
Jill pakai grenade launcher buat ngatasin mereka, tapi makin dalam dia masuk, makin serem tempat ini.

Di dalam sewer, Jill nemuin lab rahasia—dan kejutan: tempat ini ternyata tempat eksperimen Hunter Gamma.
Umbrella sendiri udah nganggap proyek ini gagal. Tapi ilmuwan pembuatnya… malah ngelepas makhluk-makhluk ini ke bawah tanah sebagai bentuk balas dendam.
Karena apa? Karena dia dendam ke atasannya.

Ini udah bukan soal eksperimen gagal lagi. Ini sabotase beneran.

Jill akhirnya keluar dari gorong-gorong, ngabarin Carlos kalau dia selamat. Carlos bilang:
“Subway siap jalan. Tapi… kabar buruknya: Nemesis masih hidup.”

Dan bener aja—Nemesis muncul lagi. Tapi sekarang… BAWA FLAMETHROWER!
Jill langsung kabur ke gedung konstruksi buat nyari tempat berlindung. Tapi tempat itu malah dibakar habis-habisan.

Di atas gedung, Jill nyusun strategi.
Dia tembakin tangki bahan bakar di punggung Nemesis dan… BOOOOM!
Monster itu kebakar dan jatuh dari atas gedung.

Jill berhasil kabur dan bilang ke Carlos:
“Kayaknya dia udah mati.”
Tapi Carlos cuma jawab santai:
“Iya, iya… sampe dia balik lagi dan ngelempar kamu ke bulan.”

Jill lanjut perjalanan sampai ketemu Kantor Polisi Raccoon City—ya, tempat ikonik di RE2. Tapi pintu garasinya terkunci.

Dia belok ke Toko Senjata Kendo, dan ketemu Bob Kendo, pemilik toko.
Mereka sempet senang ketemu lagi. Jill ngajak dia buat ikut evakuasi via subway, karena mereka butuh ahlinya.

Tapi Bob nolak—katanya dia ada “urusan pribadi.”
Dan setelah Jill pergi, kita denger suara dia ngomong ke anak perempuannya… ini momen emosional yang bikin kita sadar: semua orang di kota ini lagi kehilangan sesuatu.

Belum jauh jalan, BOOM!
Nemesis balik lagi. Dan sekarang… BAWA ROCKET LAUNCHER LASER!
Jill lari sambil ngindarin tembakan roket, dan tiba-tiba…
MASKOT TOY UNCLE RAKSASA dilontarin kayak peluru ke arah dia!
Ini bukan zombie biasa. Ini overkill.

Carlos dateng dan bantu Jill. Dia pancing Nemesis ke arah gas station, dan jebak makhluk itu.
Begitu waktunya pas, KABOOM!—gas station meledak dan Nemesis jatuh lagi.
Untuk kesekian kalinya, kita semua mikir: “Udah mati belum sih nih monster??”

Setelah ledakan, Jill akhirnya minta maaf ke Carlos karena udah nyolot terus. Carlos ketawa dan jawab:
“Kamu juga nyelametin aku duluan. Jadi impas lah.”

Jill naik ke subway. Carlos dapet perintah baru bareng Tyrell: mereka harus nyari ilmuwan bernama Nathaniel Bard, satu-satunya orang yang pegang kunci vaksin.

Sebelum berangkat, Jill nanya, “Kereta bakal balik lagi, kan?”
Carlos bercanda: “Tenang aja. Aku nggak bakal mati. Dunia belum siap kehilangan Carlos.”

Tapi suasana berubah waktu Jill sadar Nicholai juga ikut naik.
Dia cuma ngomong satu hal:
“Satu-satunya hidup yang penting… ya hidup gue.”

Yup, vibes pengkhianatnya udah kecium keras dari sini.

Kereta melaju, tapi Mikhail curiga. Dia sadar: terlalu banyak kejanggalan.
Kenapa pasukannya mati semua? Kenapa pintu terkunci waktu zombie nyerbu?

Nicholai cuma senyum sinis. Tapi sebelum bisa ditanya lebih jauh—BRAAAAK!
Nemesis nyusup ke kereta!
Gerbong belakang hancur. Warga sipil dimakan hidup-hidup.

Mikhail narik Jill dan kabur. Tapi saat nemu bom di salah satu gerbong, Nicholai malah ngunci pintu dan tinggalin mereka!

“Tenang, dia bukan nyari gue kok,” katanya dingin.

Nemesis tusuk Mikhail dengan tentakelnya, tapi sebelum napas terakhir, Mikhail tekan detonator dan BOOM!
Kereta terguling keluar jalur…
Dan Jill terlempar ke kegelapan.

Nemesis Final Form

Begitu vaksin disuntikkan, Jill Valentine masih belum bangun. Sementara itu, Carlos Oliveira dan Tyrell harus berjaga—karena suara-suara aneh dari lorong rumah sakit makin intens. Belum lama mereka bernapas lega, segerombolan zombie menyerbu. Carlos berusaha melindungi Jill yang belum sadarkan diri, dan untungnya, ia berhasil menahan serangan sampai keadaan tenang.

Beberapa jam kemudian, Jill akhirnya bangun. Napasnya berat, tubuhnya masih lemas, tapi matanya penuh tekad. Setelah mendengar semuanya dari Carlos Oliveira, dia tahu satu hal: mereka harus mengakhiri semua ini.

Tyrell, yang selama ini jadi analis tim, nemuin lokasi lab rahasia Umbrella di bawah rumah sakit—tempat yang menyimpan semua data eksperimen. Tapi baru aja mereka menuju lift bawah tanah, Nemesis datang lagi, kali ini dalam bentuk makin mengerikan. Sosoknya kini nyaris nggak manusiawi, kulitnya meleleh, tubuhnya makin besar, dan kecepatannya tetap mematikan.

Jill dan Carlos berpisah. Carlos ngajak Tyrell kabur lebih dulu buat nyari akses ke lab, sementara Jill sengaja memancing Nemesis ke arah lain. Aksi kejar-kejaran brutal terjadi—Jill ditembakin tentakel dan dilempar ke tembok berkali-kali, tapi dia tetap berdiri. Dengan granat terakhir, Jill akhirnya berhasil menjatuhkan Nemesis untuk sementara.

Carlos dan Tyrell sampai duluan di lab bawah tanah. Tempatnya dingin, sepi, dan penuh dengan peralatan eksperimen biotek. Di sinilah semua rahasia Umbrella disimpan. Mereka nemuin komputer dengan data vaksin lengkap, juga video rekaman eksekusi para peneliti yang dianggap “membocorkan rahasia”.

Namun, baru aja mereka akses file, pintu lab dibobol paksa—dan kali ini bukan zombie, tapi Nicholai. Dengan senjata otomatis di tangan, dia nembak Tyrell tanpa banyak bicara. Carlos mencoba melawan, tapi Nicholai ngasih ultimatum: “Jangan ganggu data ini. Aku dibayar mahal untuk mengamankannya.”

Dengan amarah membara, Carlos Oliveira terpaksa mundur dan kembali ke Jill sambil bawa data yang sempat ia salin diam-diam. Dia tahu, kalau data ini jatuh ke tangan yang salah, dunia bisa kacau lagi.

Jill akhirnya menyusul Carlos ke ruang inti lab, dan di sanalah mereka tahu kalau Umbrella sedang mengembangkan versi ultimate dari B.O.W.—dan Nemesis adalah prototipe sempurnanya. Tapi sayangnya, Nemesis belum selesai. Dia bangkit lagi, kali ini berubah jadi makhluk raksasa berlendir, mirip lintah raksasa dengan wajah Nemesis yang nyaris hancur.

Dengan bantuan Carlos, Jill harus ngaktifin cannon railgun yang ada di tengah ruangan. Pertarungan brutal pun terjadi. Jill harus muter-muter ngaktifin power core sambil menghindari tentakel, semburan asam, dan terjangan monster itu. Di tengah pertempuran, Carlos sempat hampir terlempar ke dalam cairan asam, tapi Jill berhasil nolong dia.

Setelah semua power core aktif, Jill ngangkat railgun raksasa dan menembakkan peluru energi ke arah Nemesis. Tubuh monster itu meledak berkeping-keping, tapi masih sempat bergerak. Jill Valentine ngambil peluru kedua, dan dengan teriakan terakhirnya, “You want S.T.A.R.S.? I’ll give you S.T.A.R.S.!”—dia tembakkan peluru terakhir dan menghancurkan Nemesis sekali untuk selamanya.

Pengkhianatan Terakhir dan Harapan Baru

Setelah semua selesai, Jill dan Carlos bersiap kabur dari lab. Tapi Nicholai muncul lagi, kali ini nyekap Carlos dan ngancam bakal bunuh dia. Dia menuntut disk yang berisi data Nemesis dan vaksin. Tapi Jill nggak tinggal diam—dengan satu tembakan tepat, dia kena bahu Nicholai dan Carlos berhasil bebasin diri.

Nicholai masih sempat mengoceh soal “dunia yang nggak butuh pahlawan, tapi pemenang,” tapi Jill cuek. Dia bilang satu kalimat dingin, “Dunia nggak butuh orang kayak kamu.” Nicholai ditinggal di lab yang udah mulai runtuh, dan Jill serta Carlos naik ke helipad.

Di langit pagi yang mulai terang, helikopter penyelamat muncul. Jill dan Carlos akhirnya bisa terbang meninggalkan kota yang hancur. Di atas helikopter, Jill melihat ke arah Raccoon City, kota yang udah nggak akan pernah sama lagi. Carlos tanya, “Kamu bakal baik-baik aja?” Jill jawab sambil memandangi matahari terbit, “Aku akan mulai dari awal… tapi sekarang aku tahu siapa musuh sebenarnya.”

Raccoon City hancur tak lama setelah itu—diledakkan oleh misil nuklir yang dikirim pemerintah demi mencegah penyebaran virus. Tapi bagi Jill, perjuangannya belum selesai. Dia tahu, Umbrella masih ada… dan dia bertekad buat menjatuhkan mereka, satu per satu.

Detik-Detik Menuju Akhir Dunia

Hari berganti, dan Jill akhirnya siuman. Tubuhnya masih terasa berat, tapi pikirannya sudah tajam kembali. Belum sempat menarik napas panjang, Tyrell datang membawa kabar mengerikan: pemerintah resmi mengeluarkan perintah penghancuran total. Rudal nuklir akan diluncurkan hari itu juga untuk menghapus Raccoon City dari peta. Satu-satunya harapan? Menyelesaikan vaksin dan keluar sebelum kota jadi kawah radioaktif.

Sementara Tyrell sibuk menyiapkan sistem keamanan, Carlos Oliveira mengambil peran sebagai tameng hidup—menahan gelombang zombie yang datang seperti banjir. Di lorong rumah sakit yang penuh darah dan reruntuhan, dia bertempur habis-habisan, satu peluru pun tak disia-siakan. Sementara itu, vaksin mulai bekerja di tubuh Jill. Dia sadar, waktunya untuk menutup semua ini sudah tiba.

Dengan Carlos menahan barisan undead, Jill bergerak menuju fasilitas bawah tanah bernama NEST 2—lab rahasia Umbrella yang menyimpan inti dari semuanya. Tempat ini bukan sekadar lab vaksin. Ini adalah neraka ilmiah: barisan tabung uji berisi Tyrant yang gagal, Hunter model Eropa, eksperimen mayat hidup, dan yang paling penting—ruang pengembangan Nemesis.

Nicholai akhirnya muncul lagi, lengkap dengan senyum liciknya. Sambil menodongkan senjata, dia menjelaskan semua: dia bukan agen Umbrella, tapi mata-mata bayaran yang mengumpulkan data pertempuran untuk dilelang ke pihak-pihak yang tertarik membeli bioweapon. Perang, katanya, bukan soal menang atau kalah—tapi soal keuntungan.

Namun, sebelum Jill Valentine bisa bergerak, BOOM!—Nemesis datang menerobos dinding dan langsung membunuh Tyrell dalam sekejap. Jill terpaksa kabur dan mulai menyusun bahan untuk membuat vaksin baru sambil melawan makhluk-makhluk seperti Pale Head, zombie beregenerasi super cepat yang bahkan lebih gila dari Licker. Setelah berhasil meracik vaksin baru, Jill masuk ke ruang pembuangan biologis dan bersiap menghadapi pertarungan pamungkas.

Akhir Alur Cerita Lengkap Resident Evil 3

Di tengah ruang raksasa penuh cairan asam dan limbah biologis, Nemesis muncul kembali—kali ini dalam bentuk mutasi yang bahkan susah dijelaskan. Tubuhnya seperti daging tumbuh tanpa bentuk, penuh tentakel, dan kekuatannya sudah melampaui logika manusia. Jill bertarung mati-matian, menggunakan seluruh persenjataan yang tersisa. Tapi monster ini terus bangkit.

Saat Jill hampir habis akal, Carlos datang membawa crane dan menjatuhkannya ke tubuh Nemesis. Cairan pelarut pun disiramkan ke tubuh makhluk itu hingga mulai meleleh. Tapi seperti kutukan yang nggak mau mati, Nemesis bangkit lagi—kali ini benar-benar grotesk, lebih seperti mahluk neraka daripada eksperimen sains.

Railgun eksperimental berkode FINGeR jadi senjata terakhir. Jill mengangkatnya, menembak dengan kekuatan luar biasa hingga tubuh Nemesis berlubang. Tapi senjata itu butuh isi ulang. Dalam duel dramatis, Jill mengulur waktu sambil terus menembaki bagian tubuh yang tersisa. Dengan satu dorongan terakhir, dia tusukkan laras railgun ke kepala Nemesis dan meledakkannya dalam jarak dekat. Kali ini, tak ada bangkit kedua. Nemesis… tamat.

Belum sempat bernapas lega, Jill menemukan Carlos ditahan oleh Nicholai, yang kini sepenuhnya kehilangan kendali. Dalam keputusasaan, Nicholai menghancurkan vaksin terakhir dan mencoba kabur. Carlos melawannya, duel brutal pun terjadi. Dalam kesempatan singkat, Jill mengambil tembakan bersih dan bam!—Nicholai roboh, bersimbah darah.

Dalam napas terakhirnya, Nicholai mencoba negosiasi: dia bisa kasih informasi soal dalang di balik semua ini. Tapi Jill menolak. “Aku akan cari tahu sendiri,” katanya dingin. Tidak ada negosiasi. Tidak ada ampun.

Carlos dan Jill akhirnya keluar dan menemukan helikopter evakuasi yang dikirim oleh kontak terakhir Bard. Dari langit, mereka melihat rudal nuklir menghantam Raccoon City. Kota itu, yang dulunya penuh kehidupan, kini jadi abu dan api.

Beberapa minggu kemudian, vaksin yang berhasil diselamatkan Carlos menjadi dasar penanggulangan wabah. Tapi dunia sudah berubah. Jill tahu, virus bukanlah masalah utamanya. Yang lebih berbahaya adalah orang-orang yang ingin menjual kehancuran sebagai senjata.

Bagi Jill Valentine, perang belum berakhir. Umbrella mungkin kehilangan Raccoon City, tapi akar mereka masih menjalar. Dan sekarang, dia tahu apa tujuannya: menghancurkan Umbrella sampai tak tersisa, satu per satu.