Cerita Game Final Fantasy II (1988) Ful Story – Kisah Lengkap Perjuangan Para Pahlawan Melawan Kaisar

# Alur Cerita game Final Fantasy II menghadirkan twist emosional saat Leon, saudara Maria, menjadi musuh baru. Apakah ia bisa diselamatkan dari kegelapan? Tonton kisahnya sampai habis!

Ngetrenz – Di tengah dunia yang dilanda perang dan kehancuran, Final Fantasy II menghadirkan sebuah cerita penuh liku, tragedi, dan kejutan emosional yang bikin merinding. Alur cerita game Final Fantasy II dimulai dari sekelompok remaja yang kehilangan segalanya, lalu perlahan tumbuh menjadi simbol perlawanan melawan Kekaisaran Palamecia. Dari pertempuran melawan monster raksasa, naga legendaris, hingga sang kaisar yang kembali dari neraka—setiap babak dalam kisah ini membawa ketegangan baru yang bikin susah berhenti mengikuti.

Di balik visual klasiknya, Final Fantasy II menyimpan narasi yang berani: saudara kandung yang jadi lawan, pengorbanan teman seperjuangan, dan harapan terakhir umat manusia yang bergantung pada kekuatan persahabatan. Ketika Ultima dilemparkan dan Pandemonium mulai runtuh, terasa jelas bahwa ini bukan sekadar RPG biasa, tapi sebuah kisah epik yang layak dikenang. Yuk, ikuti alur cerita game Final Fantasy II selengkapnya dan temukan kenapa kisah ini masih terus dikenang hingga sekarang.

Baca Juga : Alur Lengkap Cerita Game Suikoden II (1998) Full Story – Kisah Perang, Pengkhianatan, dan Persahabatan Abadi

Awal Kisah Cerita Game Final Fantasy II

Di dunia yang tengah dilanda ambisi gila akan dominasi global, kekaisaran Palamecian membangkitkan pasukan neraka—literally. Pasukan ini bukan sekadar tentara biasa, melainkan hasil dari eksperimen terkutuk demi melancarkan penaklukan dunia. Dan korban terbarunya adalah Kerajaan Finn, yang jatuh meski telah memberikan perlawanan mati-matian.

Dari reruntuhan tersebut, empat pemuda—Furion, Maria, Guy, dan Leon—berhasil melarikan diri ke negeri tetangga bernama Altair. Tapi kebebasan tidak bertahan lama. Pasukan musuh terus mengejar, dan mereka akhirnya dihantam habis-habisan hingga sekarat. Furion, yang nyaris mati, akhirnya terbangun dalam lingkaran penyembuhan ajaib.

Di sisinya ada sang putri kerajaan Hilda dan penyihir Minwu, yang juga melarikan diri dari kehancuran. Mereka ternyata selamat dan kini tengah merencanakan perlawanan dari dalam persembunyian. Maria dan Guy juga ditemukan masih hidup, namun Leon… tidak ada kabarnya.

Meskipun nasib Leon tidak diketahui, Furion tetap yakin bahwa dia mungkin masih hidup. Bersama sisa-sisa pasukan Finn dan kepemimpinan Hilda, mereka mulai menyusun langkah pertama untuk membalas kekaisaran. Tapi sayangnya, mereka belum dianggap cukup kuat untuk bergabung dalam pasukan pemberontak.

Rumor, Pengkhianatan, dan Harapan yang Tersisa

Altair menjadi markas kecil pemberontak, dan dari sinilah kisah benar-benar dimulai. Ketika para pemuda mencari informasi, mereka bertemu Pavel si pencuri, yang memberi petunjuk soal Scott, kakak dari Pangeran Gordon, yang katanya tertangkap di Finn. Meski Hilda melarang, mereka nekat menuju Finn lewat kota kecil Gatara.

Di kota itu, mereka mulai mendengar rumor soal senjata rahasia Kekaisaran—sebuah kapal udara mematikan yang tengah dibangun. Rasa penasaran dan tekad mereka membawa mereka ke kota kastil Finn yang kini dikuasai musuh. Di sanalah mereka bertemu seorang bartender misterius yang ternyata anggota pemberontak juga.

Bartender itu menyembunyikan seorang prajurit terluka parah—dan ternyata, itu adalah Pangeran Scott. Dalam kondisi sekarat, Scott mengungkap pengkhianatan internal dari Duke Borgan, bangsawan Finn yang membelot ke pihak kekaisaran demi kuasa. Sebelum meninggal, Scott memberikan cincin pertunangannya untuk disampaikan ke Hilda.

Kabar duka itu menghantam Hilda keras. Tapi alih-alih runtuh, ia berdiri lebih kuat. Kematian Scott membuatnya sadar bahwa para pemuda itu punya tekad besar. Kali ini, dia menyambut mereka sebagai bagian dari pasukan pemberontak, dan misi pertama mereka pun dimulai—mengamankan bahan legendaris: mithril.

Petualangan ke Salamon: Tambang Mithril dan Misi Pembebasan

Untuk mendapatkan mithril, kelompok ini perlu pergi ke wilayah dingin Salamon—yang jaraknya tidak dekat. Untungnya, Minwu memiliki kano ajaib yang mampu membawa mereka menembus sungai dan danau dengan cepat. Perjalanan membawa mereka ke Paloom, pelabuhan yang jadi titik transit ke kota P dan akhirnya ke Salamon.

Di Salamon, mereka menemukan kenyataan pahit. Kota itu sudah dijajah Kekaisaran, dan para pria dipaksa menambang mithril di gua Semyit. Di sini, mereka bertemu Joseph, seorang pejuang lokal yang siap membantu, asalkan mereka bersedia membebaskan para budak tambang lebih dulu. Tantangan makin besar, tapi mereka tidak mundur.

Mereka menyusuri sungai menuju gua dan bertemu kembali dengan Pavel si pencuri, yang berhasil menyelamatkan Nelly, putri Joseph, dari cengkeraman General Borgan yang berkhianat. Pavel membantu para tahanan kabur, sementara kelompok kita melawan sergeant penjaga tambang dan merebut semua mithril yang disimpan.

Kemenangan ini jadi titik balik. Para tahanan dibebaskan, Joseph pun terkesan dan siap membantu pemberontakan. Dia juga memberi peringatan soal proyek rahasia Kekaisaran: kapal perang raksasa bernama Dreadnought yang sedang dibangun di kota Bafsk. Informasi ini segera disampaikan kepada Hilda, dan misi baru pun dimulai.

Baca Juga : Alur Cerita Lengkap Resident Evil 3 (2020): Perjuangan Jill Melawan Teror Nemesis

Misi Gagal dan Rahasia Sunfire: Harapan Terakhir Melawan Dreadnought

Setelah sukses di Salamon, pasukan pemberontak akhirnya memiliki cukup mithril untuk mempersenjatai diri. Tapi belum sempat bernapas lega, Hilda memberikan tugas baru yang jauh lebih berbahaya: menyabotase pembangunan Dreadnought sebelum senjata itu selesai dibuat.

Menggunakan jasa udara dari Sid sang insinyur—yang juga pembuat kapal udara—kelompok kita menuju Bafsk. Di sana, mereka menyusup lewat saluran pembuangan dan bertemu mata-mata pemberontak yang memberi informasi penting. Tapi rencana berubah drastis saat mereka sadar Dark Knight ternyata belum benar-benar pergi.

Dark Knight dan Borgan muncul untuk mengejek dan membuktikan bahwa proyek Dreadnought sudah selesai. Mereka melarikan diri, dan tidak lama kemudian, langit terbelah oleh suara menderu dari raksasa besi yang terbang ke angkasa. Misi sabotase gagal total. Kota pun dilanda kepanikan.

Namun, di tengah keputusasaan, ada secercah harapan. Sid memberi tahu bahwa semua kapal udara bergantung pada sumber energi bernama Sunfire. Energi ini kuat tapi sangat tidak stabil—dan jika digunakan secara berlebihan, bisa menyebabkan kehancuran total. Informasi ini menjadi kunci bagi pemberontakan untuk membalikkan keadaan.

Mencuri Matahari untuk Menghancurkan Neraka Terbang

Saat kembali ke Altair, Furion dan kawan-kawan mendapati kota itu kosong. Serangan Dreadnought yang kini sudah beroperasi penuh membuat penduduk dievakuasi. Para pemberontak masih bertahan di dalam bunker, dan Minwu memutuskan tetap tinggal demi merawat sang raja yang kini semakin sekarat. Di tengah detik-detik terakhirnya, sang raja mengungkap satu harapan terakhir: Sunfire—api suci yang bisa menghancurkan Dreadnought dari dalam.

Namun, untuk mendapatkannya tidak semudah itu. Sunfire tersegel di sebuah tempat yang hanya bisa dibuka dengan Bell milik Dewi, dan lokasinya dijaga ketat oleh sebuah klan rahasia. Minwu menambahkan bahwa Sunfire juga merupakan bagian dari festival suci yang digelar tiap tiga tahun, dan apinya hanya bisa dibawa menggunakan Eagle Torch.

Sementara itu, Gordon dikabarkan menghilang setelah serangan Altair, dan Hilda yakin bahwa Goddess’s Bell bisa ditemukan di utara, dekat Salamon. Grup pun kembali menemui Joseph, sang pejuang tambang, yang ternyata tahu tentang Bell tersebut. Ia bersedia membantu dan bahkan ikut dalam perjalanan. Tapi untuk menyeberangi medan salju yang beku, mereka perlu mengambil Ice Sled milik Joseph terlebih dahulu.

Melintasi tundra bersalju, mereka menemukan Gua Salju misterius yang dihuni oleh sekelompok berang-berang cerdas. Uniknya, Guy bisa berbicara dalam bahasa mereka dan mengetahui lokasi Bell yang tersembunyi—tapi ada satu masalah: dijaga oleh monster Adamantoise raksasa. Saat hendak keluar, mereka dihadang oleh Borgan yang ternyata diam-diam membuntuti. Meski berhasil dikalahkan, Borgan menjatuhkan perangkap batu besar. Joseph memilih bertahan agar yang lain bisa kabur—dan pengorbanannya berakhir dengan kematian.

Baca Juga : Alur Cerita Game Resident Evil 6 (2012) : Ketika Masa Lalu, Darah, dan Dunia Bertabrakan

Sunfire Menyala, Dreadnought Runtuh!

Dengan Bell di tangan, mereka akhirnya bisa membuka pintu menuju kastil Kashuan. Di sana, mereka menemukan Sunfire yang menyala terang, tapi belum bisa membawanya tanpa Eagle Torch. Mereka melangkah lebih jauh dan menemukan Gordon—yang ternyata tidak kabur, melainkan berusaha merebut Sunfire lebih dulu sendirian. Sayangnya, kekuatan monster di dalam kastil terlalu besar baginya.

Setelah bersatu, mereka menghadapi dan mengalahkan penjaga Eagle Torch, makhluk bernama Red Soul. Dengan torch dan api Sunfire di tangan, misi balas dendam bisa dimulai. Tapi saat hendak kembali, mereka melihat Sid diserang oleh Dreadnought di udara. Terjebak, mereka tak punya banyak pilihan.

Untungnya, mereka menemukan Chocobo—burung raksasa penunggang cepat—dan menungganginya kembali ke Altair. Di sana, kabar buruk datang: Hilda yang hendak mengunjungi mereka di Kashuan ditangkap oleh Dreadnought dalam perjalanan bersama Sid. Namun, serangan balik para pemberontak merusak Dreadnought cukup parah hingga kapal itu mendarat darurat untuk diperbaiki.

Menggunakan pas dari Borgan yang telah mati, mereka menyusup masuk ke Dreadnought yang kini parkir di utara Finn. Menyelinap ke ruang mesin, mereka melempar Sunfire ke inti kapal. Reaksi berantai pun terjadi. Dalam kekacauan, sang Dark Knight muncul untuk menghentikan mereka, namun sudah terlambat. Mereka kabur bersama Sid dan Hilda yang tertawan, dan meninggalkan Dreadnought dalam ledakan besar yang mengguncang langit.

Akhir Sang Raja, Awal Komando Baru

Kembali ke Altair, mereka tiba tepat di saat-saat terakhir Raja Finn menghembuskan napas. Dalam ucapan terakhirnya, sang Raja memuji keberanian Gordon dan mengangkatnya menjadi komandan baru pasukan pemberontak. Kepada Minwu, sang Raja memerintahkan untuk mencari sihir terlarang Ultima—yang konon bisa mengubah arah perang.

Sementara itu, Furion mendapat tugas baru: pergi ke wilayah Deist, yang baru saja diserbu Kekaisaran. Di sana, mereka harus mencari suku Dragoons dan naga angin terakhir untuk mendapatkan dukungan udara. Meski Hilda tengah berduka atas kepergian sang Raja, Gordon dengan sigap mengambil alih komando dan mulai mengatur strategi.

Mereka pun menuju pelabuhan Paloom dan mencari kapal menuju Deist. Seorang wanita bernama Leila menawarkan tumpangan gratis. Maria langsung curiga, tapi Guy dan Furion tidak berpikir panjang. Ternyata, di tengah perjalanan, Leila menunjukkan wajah aslinya—seorang kapten bajak laut yang hendak merampok mereka!

Setelah dikalahkan, Leila pasrah dan meminta dihukum mati. Tapi Guy justru mengulurkan tangan dan memintanya bergabung dalam perang melawan Kekaisaran. Tersentuh, Leila setuju dan memberikan kendali penuh atas kapal bajak lautnya untuk membantu perjalanan mereka.

Baca Juga : Alur Cerita Game Resident Evil 7 (2017) Full Story – Ketika Keluarga Jadi Monster, Dunia Hancur, & Teror Keluarga Baker yang Mengejutkan!

Rahasia Ultima dan Keturunan Terakhir Naga Angin

Sebelum ke Deist, mereka mampir ke desa mistis Mysidia dan menemukan bahwa sihir Ultima hanya bisa dibuka dengan tiga item penting: White Mask, Black Mask, dan Crystal Rod. Mereka diberi petunjuk bahwa topeng hitam berada di sebuah pulau kecil, sementara Rod tersembunyi di bawah patung Dewi di kota.

Saat tiba di Deist, kenyataan pahit kembali menampar. Seluruh suku Dragoon dan naga mereka telah dibantai Kekaisaran. Yang tersisa hanya seorang ibu dan anak kecil, menjaga naga angin terakhir yang tengah sekarat. Meski semuanya tampak hilang, ada satu harapan kecil: satu telur naga yang tersisa, yang bisa menetas di mata air suci di utara.

Dengan petunjuk dari liontin milik suami wanita itu, mereka menemukan gua tempat mata air tersebut dan mulai menyiapkan proses penetasan. Mereka juga mendengar tentang Richard Highwind—Dragoon terakhir yang sempat mencari Ultima. Petualangan untuk membangkitkan kekuatan naga pun dimulai.

Namun, ketika kembali ke Altair, kabar aneh berhembus. Princess Hilda dikabarkan mulai bersikap tidak biasa, dan kelompok kita memutuskan memeriksanya. Saat ditanya, Hilda meminta bicara empat mata dengan Furion. Tapi saat suasana mulai jadi romantis, Furion menyadari sesuatu yang janggal—dan tepat sebelum semuanya terlambat, ia sadar bahwa Hilda yang ini… adalah monster penyamar!

Hilda Palsu dan Turnamen Maut Kekaisaran

Belum sempat beristirahat, tim kita menghadapi kenyataan mengejutkan: Hilda yang mereka selamatkan dari kapal perang ternyata bukan Hilda asli, melainkan Ratu Lamia yang menyamar! Untungnya, Furion dan yang lain berhasil mengalahkannya dalam pertarungan sengit. Tapi kabar buruknya, itu berarti Hilda yang asli masih berada dalam cengkeraman Kekaisaran.

Tak lama, tersiar kabar bahwa Kekaisaran akan mengadakan turnamen besar di ibu kota Palamecia—dan hadiahnya adalah sang Putri Hilda sendiri. Semua tahu ini jelas-jelas jebakan, tapi Gordon tetap memaksa ikut bergabung demi menyelamatkan Hilda. Sementara itu, Leila memilih tinggal dan membantu pasukan pemberontak.

Palamecia terletak tinggi di puncak gunung di selatan Kashuan, tapi berkat Chocobo mereka berhasil menyeberangi gurun dan mencapai arena turnamen. Begitu masuk, gerbang tertutup rapat dan seekor Behemoth raksasa langsung menyerang. Setelah pertarungan brutal, Furion keluar sebagai pemenang.

Sang Kaisar muncul secara misterius, memanggil Furion dengan namanya sendiri, lalu menghilang begitu saja. Dalam sekejap, mereka ditangkap oleh sang Dark Knight. Tapi tak lama kemudian, Pavel si pencuri datang menyusup ke penjara, melumpuhkan penjaga, dan membebaskan mereka semua. Mereka akhirnya berhasil menemukan Hilda yang asli dan memerintahkan Gordon untuk segera membawanya kabur sementara Furion dan kawan-kawan mengamankan jalan keluar.

Rebut Kembali Finn! Satu Benteng, Seribu Harapan

Kembali ke Altair, semangat pemberontakan makin membara. Pasukan akhirnya siap merebut kembali kampung halaman mereka, Finn. Bersama Gordon dan Leila, Furion dan tim bergabung dalam barisan depan sebagai pasukan penyerang. Misi mereka: mengalahkan komandan kekaisaran yang menduduki kastil Finn.

Mereka bertarung habis-habisan dan akhirnya berhasil mengalahkan Commander Gotus. Setelah kemenangan ini, para pasukan Kekaisaran yang tersisa menyerah, dan Kerajaan Finn kembali ke tangan yang benar. Sorak kemenangan bergema, tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Hilda mulai bertanya-tanya kenapa Minwu belum kembali juga. Ia khawatir sesuatu terjadi dalam misinya mencari sihir Ultima—satu-satunya kekuatan yang mampu menyeimbangkan keunggulan magis Kekaisaran. Ia menjelaskan bahwa untuk membuka Menara Mysidia, mereka membutuhkan dua topeng (White dan Black Mask) serta Crystal Rod.

White Mask ternyata tersembunyi di bawah Kastil Finn. Meski Hilda tidak tahu pintu rahasianya, Gordon yakin Pavel si pencuri tahu rahasia kastil itu. Benar saja, Pavel menunjukkan pintu tersembunyi dan mereka berhasil mengambil White Mask. Kini petualangan berikutnya menunggu: mencari topeng hitam di sebuah pulau terpencil.

Ditelan Leviathan: Harapan dalam Perut Monster

Mereka kembali menjelajah lautan, menuju pulau misterius yang penuh hutan tropis dan dihuni oleh suku topeng. Setelah menaklukkan monster penjaga, mereka mendapatkan Black Mask dan melanjutkan perjalanan menuju Mysidia untuk mendapatkan Crystal Rod. Tapi mendekati pulau Menara Mysidia, tragedi terjadi: Leviathan—monster laut raksasa—menelan kapal mereka bulat-bulat.

Saat sadar, Furion, Guy, dan Maria menemukan diri mereka di dalam perut Leviathan. Leila hilang entah ke mana. Anehnya, di dalam tubuh Leviathan ternyata ada pemukiman kecil. Para penghuninya juga korban tertelan, bahkan ada yang sudah hidup di sana selama satu dekade.

Di sana, mereka bertemu seorang ksatria yang ternyata adalah Richard Highwind, Dragoon terakhir yang tersisa. Ia tidak tahu kalau sukunya sudah dibantai Kekaisaran. Richard tahu cara keluar, tapi tak sanggup menghadapi monster penjaga sendirian. Ia pun bergabung dengan kelompok dan bersama mereka menaklukkan cacing raksasa penjaga Leviathan.

Gangguan itu cukup mengacaukan Leviathan hingga mereka bisa kabur dan kembali mengendalikan kapal mereka. Dengan Crystal Rod di tangan dan Richard di pihak mereka, kini saatnya menaklukkan tantangan terbesar mereka sejauh ini—Menara Mysidia yang misterius dan mematikan.

Menara Mysidia dan Tornado Kematian Sang Kaisar

Menara Mysidia bukanlah tempat biasa. Di dalamnya, para penjaga sihir berbentuk Gigas es, api, dan petir menantang mereka di setiap lantai. Tim kita bertarung mati-matian naik ke puncak. Di sana, mereka menemukan Minwu yang berhasil sampai sejauh itu sendirian. Sayangnya, satu pintu terakhir masih tersegel rapat.

Tanpa ragu, Minwu mengorbankan nyawanya sendiri untuk meledakkan segel dan membuka jalan menuju Ultima. Ia jatuh seketika, meninggal karena kehabisan tenaga. Dengan penuh rasa duka, tim kita memasuki ruangan dan menemukan empat orb yang memperkuat kekuatan mereka… dan akhirnya, mereka mendapatkan sihir terlarang Ultima.

Saat perjalanan kembali, mereka melihat kehancuran menyelimuti dunia. Alter, Paloom, dan Gatara—semua telah rata dengan tanah. Saat mereka mendekati Finn, pemandangan mengerikan menanti: sebuah tornado raksasa menyelimuti wilayah tersebut.

Tapi ini bukan tornado biasa. Ini adalah sihir kegelapan dari sang Kaisar sendiri. Ia berdiri di pusat badai yang membunuh semua yang dilewatinya. Kaisar tidak hanya ingin merebut dunia—ia ingin menghancurkannya. Dan kini, pertarungan terakhir untuk menyelamatkan dunia akan segera dimulai..

Kebangkitan Naga Angin: Harapan Terakhir dari Langit

Saat tersapu oleh Leviathan, Leila ternyata selamat dan berhasil kembali ke daratan. Tapi masalah belum selesai. Meskipun mereka kini memiliki Ultima, mereka masih tak bisa menyerang pusat badai tempat sang Kaisar menciptakan tornado kehancuran. Sid sempat mencoba dengan airship miliknya, tapi hancur berantakan. Semua terlihat mustahil… sampai Hilda mengingat sebuah cara lama.

Dulu, bangsa Dragoons memanggil naga angin mereka dengan bantuan liontin sihir di depan cermin ajaib di kastil. Tim masih punya liontin itu—dan juga satu-satunya Dragoon yang tersisa: Richard. Mereka menuju lantai atas kastil, menaruh liontin di hadapan cermin, dan tiba-tiba… naga angin terakhir muncul. Telur yang sebelumnya mereka rawat telah menetas, dan kini naga angin tersebut terbang menyambut mereka.

Dengan perlengkapan khusus dari Pavel si pencuri, tim kita naik ke punggung sang naga dan menerobos badai langsung menuju pusat tornado. Ternyata, bahkan sihir Kaisar tidak bisa menghentikan kekuatan seekor naga angin muda yang membara. Setelah menembus lapisan pertahanan, mereka akhirnya sampai ke inti badai.

Di sana, Kaisar menunggu. Pertarungan terakhir pun terjadi—dan dengan kekuatan Ultima yang menggelegar, sang tiran jatuh untuk selamanya. Akhirnya, kemenangan mutlak! Finn diselamatkan, pasukan musuh tercerai-berai, dan semua orang merayakan keberhasilan dengan pesta yang sangat dibutuhkan. Tapi… belum selesai. Saat dansa berlangsung, seorang utusan berdarah-darah masuk dengan kabar buruk: sang Dark Knight kini menjadi Kaisar baru. Dan siapa dia sebenarnya? Leon—saudara Maria yang hilang!

Saudara Jadi Musuh: Kebangkitan Kaisar Baru

Maria tak percaya bahwa Leon—saudara yang sudah lama mereka cari—kini menjadi penerus Kaisar. Tapi bukannya membenci, Maria yakin Leon telah dipengaruhi oleh sihir gelap. Hilda, walau ragu, memberi izin pada kelompok untuk mencoba menyadarkannya. Namun masalah lain muncul: mereka butuh cara untuk mencapai markas barunya di atas gunung.

Mereka kembali ke Pavel, yang ternyata merawat Sid—yang sebelumnya terluka parah saat airship-nya hancur diserap tornado. Dalam napas terakhirnya, Sid menyerahkan airship miliknya kepada tim, percaya bahwa hanya merekalah yang layak menggunakannya. Warisan Sid kini ada di tangan mereka.

Dengan airship, mereka langsung menuju Palamecia dan melakukan air drop ke kastil Leon. Bertarung menembus penjaga, mereka akhirnya mencapai takhta. Leon menanti mereka di sana, penuh kekuatan dan keangkuhan. Tapi saat Maria mencoba menyadarkannya, muncul sosok yang tak disangka… sang Kaisar asli—kini telah kembali dari neraka dalam wujud iblis!

Leon yang marah pun berbalik menyerang Kaisar, tapi tak berdaya. Richard menahan serangan akhir dari sang iblis dan meminta semua orang kabur dengan naga angin. Mereka menyelamatkan diri tepat saat kastil Palamecia meledak. Sayangnya, Richard gugur demi menyelamatkan dunia sekali lagi.

Pandemonium: Istana Neraka dan Pertempuran Terakhir

Kembali ke Finn, Hilda terkejut melihat Leon masih hidup—dan kini bersama para pahlawan. Meskipun masih penuh luka masa lalu, Furion membela Leon dan memintanya bergabung. Dengan berat hati, Hilda setuju. Kini, keempat sahabat lama kembali bersatu demi satu misi terakhir: mengalahkan Kaisar Neraka.

Kaisar telah membangun istana barunya, Pandemonium, tepat di atas reruntuhan Palamecia. Tapi tempat ini tidak bisa dimasuki sembarangan. Satu-satunya jalan menuju sana adalah melalui Jade Passage, gerbang menuju neraka yang terletak di timur Mysidia. Sebelum berangkat, mereka singgah ke Deist untuk menyampaikan kabar duka ke keluarga Richard.

Sang istri dan anak Richard dengan berat hati menyerahkan pedang sakral milik klan mereka—Excalibur—sebagai simbol penerus kekuatan dan semangat para Dragoon. Ditemani semangat para pahlawan yang telah gugur, mereka menembus Jade Passage dan tiba di Pandemonium—tempat tergelap yang pernah mereka injak.

Di sana, mereka melawan iblis-iblis terkuat yang pernah muncul: Tiamat sang naga angin, Beelzebub sang penguasa serangga neraka, dan Astaroth sang raksasa penjagal. Di ujung jalan, sang Kaisar Iblis telah menunggu. Tanpa banyak kata, pertempuran klimaks pun dimulai—pertarungan menentukan nasib dunia melawan kegelapan tertinggi.

Akhir Cerita Game Final Fantasy II

Pertarungan dahsyat berakhir dengan kemenangan keempat pahlawan kita. Kaisar Neraka dikalahkan, Pandemonium runtuh, dan dunia diselamatkan. Mereka kembali ke Finn, disambut dengan pelukan dari Hilda, Gordon, dan Pavel. Leila pun mengucapkan terima kasih sebelum kembali ke kehidupan bajakiratnya. Bahkan Nelly datang membawa ucapan terima kasih untuk ayahnya, Joseph.

Dalam momen yang mengharukan, arwah Joseph muncul sejenak—senyum bangga menghiasi wajahnya. Pertempuran telah berakhir, tapi emosi belum sepenuhnya reda. Di akhir cerita, Maria ingin agar mereka tetap bersama. Namun Leon merasa ia telah melakukan terlalu banyak dosa untuk kembali seperti dulu. Furion menyetujuinya, meskipun dalam hatinya masih ada harapan bahwa keadaan akan berubah.

Saat Furion menatap ke langit, arwah para pahlawan yang telah gugur muncul di hadapannya: Scott, Joseph, Minwu, dan Richard. Mereka tersenyum dalam keheningan, memberikan restu atas perjalanan yang telah mereka tempuh. Para pahlawan muda ini telah melampaui batas mereka dan membawa harapan bagi dunia.

Dan seperti itu, kisah Final Fantasy II berakhir. Perjuangan empat anak muda yang melawan tirani, iblis, dan bahkan takdir itu sendiri telah meninggalkan jejak legendaris. Lebih dari 2 juta kopi game ini telah terjual di seluruh dunia—dan kisahnya akan terus hidup, selama ada orang-orang yang percaya pada kekuatan persahabatan.